1. searleffect.com – Stok di Pasar Induk Cipinang Stabil

  • Bapanas melaporkan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai sekitar 50 ribu ton, jauh di atas ambang aman 30 ribu ton.

  • Meskipun pasokan tercukupi, harga eceran beras tetap tinggi dan masih melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

2. Harga Premium & Medium Melebihi HET

  • HET nasional beras premium: Rp 14.900–15.000/kg, namun di pasar nyatanya terserap di Rp 15.200–15.700/kg.

  • Untuk beras medium, HET Rp 12.500/kg; tetapi penjualannya mencapai Rp 13.700–13.950/kg—melebihi HET hingga 11,6%.

3. Inflasi Pangan Terkendali, Tapi Harga Beras Tetap Tinggi

  • Inflasi pangan Mei 2025 tercatat 1,60% secara tahunan, menunjukkan stabilitas pada sebagian besar komoditas.

  • Namun, kenaikan harga beras tidak mencerminkan kondisi stok dan inflasi pangan yang relatif terkendali.

Penyebab Harga Tak Stabil

  1. Sentimen spekulasi dan margin distributor

    • Menurut Komisi IV DPR Fraksi PKS, peningkatan harga disinyalir akibat kinerja rantai distribusi yang lemah, lambatnya penyerapan petani oleh Bulog, hingga margin keuntungan besar dari distributor dan tengkulak.

  2. Permainan harga (mafia beras)

    • Mentan Amran Sulaiman menyebut potensi intervensi mafia dan aktivitas abnormal dari gudang distribusi utama—seperti gudang Cipinang mengeluarkan beras hingga 11.410 ton/hari, jauh lebih tinggi dari norma 2.000–3.000 ton.

  3. Kebijakan dan mekanisme intervensi pemerintah

    • Pemerintah bergantung pada cadangan beras pemerintah (CBP) dan program SPHP/Bantuan GPM untuk meredam harga.

    • Intervensi biasanya dilakukan bila harga di pasar terus melampaui HET dalam 10 hari dan stok di bawah ambang aman.

Risiko dan Tantangan ke Depan

  • Volatilitas harga beras premium dan medium masih tinggi karena tekanan distribusi berikut potensi intervensi.

  • Risiko utama berasal dari strategi distribusi yang tidak merata dan pengawasan rantai pasok yang lemah.

  • Harga global justru turun; pada April 2025 harga internasional beras berada di kisaran Website USD 343–415 per ton (≈ Rp 5,5–6,6 juta)—lebih rendah, sehingga tidak mendukung tekanan harga domestik.

Rekomendasi & Langkah Kebijakan

  • Perkuat pengawasan pasar dengan mempercepat penyerapan produksi petani ke cadangan dan pasar stabilisasi.

  • Usut tuntas dugaan praktik mafia dan aktivitas abnormal di gudang distribusi.

  • Tingkatkan intervensi koordinatif lintas instansi—Bapanas, Kementan, Perdagangan, Bulog—untuk mengendalikan harga dengan mekanisme cadangan.

  • Optimalisasi program SPHP dan GPM, terutama di zona yang masih jauh di atas HET, seperti di zona II (Sumatra, Kalimantan, NTT).

 

  • Meskipun stok beras cukup di pasar dan inflasi pangan terkendali, harga eceran beras masih tinggi dan melampaui HET.

  • Penyebabnya kompleks: kombinasi faktor distribusi, spekulasi, rantai pasok, dan dugaan mafia.

  • Langkah cepat yang diperlukan: pengawasan distribusi, penegakan hukum pada pelaku spekulatif, dan optimalisasi mekanisme intervensi pemerintah.

 

By admin